makalah Sistem Informasi Manajemen Dakwah - Evaluasi SIMD
Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Dakwah
(Makalah untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Dakwah)
Dosen Pembimbing:
Dra. Hj. Mastanah, M.Si
Disusun Oleh:
Zulfa Aenun Nisa 11150530000064
Medyanto Pangestu 11150530000043
Diinii Islamiyati 111505300000
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1438 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan bagi pembaca dalam membahas evaluasi SIM-D ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Mastanah selaku dosen Sistem Informasi Manjemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Ciputat, 2 Juni 2017
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
b. Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
a
a. Da’i sebagai Pengolah
Informasi
b. Sistem Pengolahan Informasi Manusia
c. Model
Newell-Simon Tentang Mananusia Sebagai Pengelola Informasi/Keputusan
d. Pengorganisasian Unit Pengelolahan Data
e. Sikap Da’i Terhadap Informasi
f.
Batas-Batas
Sementara Pengolahan Data
BAB III PENUTUPAN
a. Kesimpulan...................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Da’i sebagai Pengolah Informasi
Sistem
informasi manajen adalah sistem manusia/mesin. Perancangan SIM cenderung
mengikat erat mengambil keputusan pada sistem pengolah mesin. Dan fungsi kerja
administrasi dilaksanakna secara tertentu berdasarkan persyaratan komputer.
Karena itu, manusia adalah elemen penting dalam sistem pengolah Informasi.
Pemahaman kemampuan manusia sebagai pengolah informasi adalah penting bagi
perancangan sistem informasi.[1]
Dalam dunia dakwah, Da’i dipandang sebagai pemimpin masyarakat yang
dapat memberikan informasi. Da’i adalah seorang pemimpin dan pengayom
masyakarat yang memainkan peranan penting dalam berbagai situasi. Seorang Da’i
memainkan peranan informasional yang dapat bertindak sebagai :
1.
Pencipta sistem informasi.
2.
Penerima sistem informasi.
3.
Penyalur informasi.
4.
Pemakai informasi.
5.
Penilai informasi.
Sebuah model yang sederhana mengenai
manusia (dalam hal ini seorang da’i) sebagai pengola informasi terdiri dari indera
penerima (mata, telinga, hidung, dsb) yang menerima isyarat dan meneruskan
kepada unit pengolah (otak sebagai
penyimpan). Hasil olahan adalah respon atau tanggapan keluaran (secara fisik,
ucapan, tulisan, dsb). Seorang Da’i merupakan bagian elemen terpenting dalam
sistem pengolahan informasi.[2]
B. Sistem Pengolahan Informasi Manusia
Sistem pengolah informasi terdiri dari sebuah pengolah, indera
masukan (sesnory input), penggerak keluaran (motor output), dan tiga jenis
ingatan: ingatan jangka panjang, ingatan jangka pendek, dan ingatan luar.
Sistem pengelola bekerja lebih secara serial daripada paralel. Ini berati bahwa
manusia hanya dapat melaksanakan satu tugas pengolahan informasi pada saat yang
bersamaan.
Sedangkan komputer dapat bekerja sebagai serial maupun paralel
untuk ketiga operasi pokok. Salah satu contoh pengolah paralel komputer adalah
menambah secara serentak semua pasangan “bit”
dari dua “data word” komputer. Manusia hanya menambah sepasang “digit” pada saat yang sama secara
serial dari kanan ke kiri.
Kenyataan bahwa manusia adalah pengolah serial tidak berarti bahwa
ia tidak dapat mengerjakan lebih dari satu tugas secara bersamaan. Tanpa
mengesampingkan model Newell-Simon, manusia dapat melakukan hal ini melalui
pergantian secara tepat dari satu tugas ke tugas lainnya dengan mengolah secara
singkat setiap tugas. Hal ini serupa dengan program majemuk dimana sebuah
komputer mengerjakan beberapa program segaligus melakukan pergantian dari satu
program ke program lainnya.
C. Model Newell-Simon Tentang Mananusia Sebagai Pengelola
Informasi/Keputusan
Allen Newell dan
Hernert A Simon dari Carnegie-Mellon
University telah mengajukan sebuah model mengenai pemecah persoalan manuasia
yang menggunakan analogi antara pengolahan computer dan pengolah informasi
manusia. Hal ini nukan berarti bahwa manusia memecahkan persoalan seperti
computer, tetapi bahwa analogi ini sangat berguna untuk memahami pengolah
informasi manusia.





|


|
|


Struktur umum system pengolah informasi
manusia
![]() |
Model umum system informasi computer
D. Pengorganisasian Unit Pengelolahan Data
Telah diketahui bahwa setiap organisasi, penetuan tujuan dengan
jelas dan praktis merupakan syarat mutlak oleh karenaitulah yang merupakan
‘pelabuhan’ yang hendak dituju oleh organisasi melalui pelaksanaan
tugas-tugasnya. Demikian pula halnya dengan pembentukan unit pengolahan data. Faktor
tujuan merupakan faktor yang pertama-tama harus ditentukan. Tujuan unit
pengolahan data sesungguhnya merupakan subtujuan karna ia hanya merupakan salah
satu batu loncatan kearah tercapainya tujuan organisasi sebagai keseluruhannya.
Sifat tujuan daripada unit pengolahan data sangat menentukan pula
bentuk dan struktur organisasi daripada unit pengolahan data yang diperlukan.
Misalnya, akan terlihat adanya perbedaan-perbedaan – meskipun sikapnya tidak
hakiki – antara unit pengolahan data pada bank, dibandingkan dengan perusahaan
asuransi, departemen pemerintahan, pabrik obat-obatan, dan perusahaan
penerbangan.
Pada dasarnya, unit pngelolahan data dalam satu organisasi
mempunyai tiga fungsi yaitu:
1.
Fungsi perencanaan. Telah diketahui bahwa perencanaan adalah proses
pemikiran yang matang dan menetuan daripada hal-hal yang hendak dikerjakan
dimasa yang akan datang. Dengan perkataan lain merencanakan berati “membuat
janji dengan masa depan”. Bagi suatua unit pengolahan data, fungsi
perencanaan mencakup sembilan macam kegiatan, yaitu :
a.
Perencanaan instalasi komputer, baik sebagai akibat pembelian
maupun karna penyewaan mesi komputer.
b.
Seleksi aplikasi, yang berarti unit pengolahan data harus
merencanakan penggunaan komputer untuk bidang-bidang kegiatan organisasi.
c.
Analisa dan penyusun siste informasi, suatu fungsi yang amat
penting mengingat bahwa komputerisasi hanya akan berhasil jika perubahan dari
sistem lama dan tanpa komputer secara tepat direncanakan agar supaya sistem
baru dengan komuter sungguh-sungguh lebih baik dan lebih efisien.
d.
Pengembangan sistem, yang berarti analisa dan penyusun sistem
informasi perlu dikembangkan agar supaya tidak hanya baik secara konsepsionil,
akan tetapi baik juga secara operasionil.
e.
Programing. Dalam bahasa komputer ’programing’ pada dasarnya
berarti penyusunan intruksi mana komputer disuruh bekerja mengolah data yang
mentah sifatnya menjadi informasi yang membentuk proses pengambilan keputusan.
f.
Testing. Suatu fungsi yang harus dilaksanakan untuk mengecek
aplikasi sistem terbaru yang dikembangkan akan mendatangkan hasil yang
diharapkan atau tidak dan hasil testing inilah yang akan memberikan petunjuk
apakah sistem baru sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan atau tidak.
g.
Dokumentasi. Yang dimaksudkan untuk menyusun secara lengkap sistem
baru beserta seluruh aspeknya, applikasinya, programnya, hasil tes yang telaj
dilakukan serta metode dokumentasinya sendiri agar supaya hal-hal yang telah
dikerjakan sebelumnya dapat dipergunakan berulangkali untuk berbagai
kepentingan.
h.
Paralel run. Yang berarti bahwa meskipun sistem baru telah
dianalisa dengan matang, dikembangkan dengan teliti, programnya disusun dengan
rapih dengan bahasa komputer dengan tepat, dengan hasil testing yang memuaskan,
masih diperlukan usaha penggunaan sistem baru bersama-sama degan sistem lama.
i.
Konfersi dari sistem lama ke sistem baru. Yang berarti
ditinggalkannya sistem lama sebagai pola dan cara kerja. Dan mempergunakan
secara penuh.
2.
Fungsi operasionil. Mempunyai lima fungsi, yaitu:
a.
Pengoprasian mesin. Yang dimaksudnya mesin disini ialah keseluruhan
perangkat komputer.
b.
Persiapan “input” yaitu kegiatan yang menyangkut pengumpulan data
serta programnya agar supaya lebih terjamin bahwa “bahan baku” yang dimasukkan
kedalam mesinkomputer untuk diolah memiliki mutu yang tinggi.
c.
Pengawasan “input dan output’, suatu jenis kegiatan yang menjamin
bahwa komputer menghasilakn informasi yang diinstruksikan untuk dihasilkan
berdasarkan “input” yang diberikan kepada mesin dan jurusan dan program yang
diperuntukkan untuk itu.
d.
Pemeliharaan daripada “record libraries”.
e.
Pemeliharaan program.
3.
Fungsi ketatalaksanaan. Yang dimaksud dengan fungsi ketatalaksanaan
disini dalah fungsi-fungsi yang bersifat “fungsi lini”. Didalam organisasi unit
pengolahan data sendiri.[3]
E. Sikap Da’i Terhadap Informasi
diantara tugas-tugas sorang da’i adalah menyampaikan informasi.
Orang beriman harus melakukan pengolahan infromasi melalui jalur normatif
Al-Qur’an dengan cara sebagai berikut:
a.
Bersifat hati-hati terhadap informasi yang datang dari
kelompok yang memusuhi islam, yang sering mengubah perkataan dari perkataan
yang sebenarnya (Qs. Al- Maidah : 41)
b.
Tidak tergesa-gesa menerima postulasi kebenaran suatu
berita karena setiap informasi yang datang pasti memiliki benang merah dengan
informasi berikutnya dan implikasi yang mengikutinya. Hal ini karena jurnalisme
modern setiap informasi yang disiarkan umumnya telah memlalui berbagai
pertimbangan redaksiaonal dan kepentingan politik sosial serta budaya terrentu
sebagai misi dari tempat itu berasal.
c.
Melakukan koreksi (check and recheck) terhadap
kebenaran berita yang dibawa oleh pihak orang- orang fasik ( Qs Al- Hujurat ;
6)
d.
Bersikap tegas dan tidak memihak ( Qs Al- Hujurat :6)
e.
Harus lebih mempercayai berita yang bersumber dari
sesame muslim (Qs An-Nur :12)
f.
Menyaring nilai kebenaran suatu informasi secara
cermat agar terhindar dari fitnah, kerusakan duniawi dan tidak tenggelam
dalam dalam eksploitas informasi pihak
di luar kaum beriman.
g.
Menghindari proses pemberian informasi baik secara
oral tulis, cetak maupun yang lain tanpa mengetahui objektivitas kebenerannya.
h.
Mengindarkan diri dari informasi yang datang secara
negative, mendatangkan mudarat, dan bersifat infiltrative, ideologis ke tubuh
orang yang beriman[4]
F. Batas-Batas Sementara Pengolahan Data
Model Newell-Simon mengemukakan keterbatasan kemapuan manusia
sebagai pengolah informasi. Ada beberapa bukti empiris sehubungan
dengan keterbatasan ini. Seperangkat keterbatasan bertahan dengan pengolahan
data dan berhubungan langsung dengan ingatan jangka pendek. Perangkat
keterbatasan lain adalah kemapuan manusia untuk menemukan perbedaan-perbedaan.
Manusia juga terbatas kemapuannya untuk memandang secara umum, memadukan, dan
menafsirkan data probabilistik.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Manusia ataupun dai memiliki peranan yang
sangat pentig dalam sebuah keberlangsungan suatu tujuan. Peran manusia dalam
pengelola sebagai pengendali. Menjadi sebagai penerima sebuah permasalahan
namun juga sebagai penyelesai sebuah masalah.
seorang da’i itu bukan saja hanya mampu menyampaikan sebuah ilmu kepada
masyarakat di lingkungan namun seorang
da’I juga harus mampu menyelesaikan masalahan umat, mampu menjadi perantara
umat serta mampu membaca permasalahan yang terjadi pada umat.
DAFTAR PUSTAKA
B. Davis,. Gordon. Sistem Informasi Manajemen. 1999. PT Ikrar
Mandiriabadi
Mastanah. Sistem Informasi Manajemen Dakwah. Ciputat
P. Siagian,. Sondang. Sistim Informasi
Untuk Pengambilan Keputusan. 1974. Jakarta : PT Gunung Agung
[1] Gordon B.
Davis. Kerangka Dasar SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Hlm. 45.
[2] Mastanah. Sistem Informasi Manajemen Dakwah. Hlm.
52.
[3] Sondang P.
Sugianti. Sistem Informasi untuk
pengambilan Keputusan. hlm. 174.
[4] Dikutip dari buku Sistem Informasi Manajemen Islam, Mastanah (Muhammad
Solikhin, Hadirkan Allah dihatimu, tiga serangkai solo, 2008 hal.67-69)
Komentar
Posting Komentar