perencanaan dakwah
Perencanaan Dakwah (Takhthith)
Makalah
Ini Diajukan Guna Memenuhi UTS Mata Kuliah: Manajemen Dakwah
Dosen
Pengampu :
Dra. Hj.
Jundah Sulaiman, M.A
Disusun
oleh :
M. Haikal
Muhtadi (11150530000051)
Istiqomah Ad
Dien (11150530000061)
Zulfa Aenun
Nisa (11150530000064)
Nia
Darmawati (11150530000066)
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH (3B)
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H /
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya yang
berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul
‘ Perencanaan Dakwah (Takhthith) ‘ dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabat serta
tak lupa pula kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Makalah ini disusun sebagai
pengganti UTS mata kuliah Manajemen Dakwah. Kami berusaha menyusun
makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan.
Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian
dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................................ i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................................... ii
BAB
I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah..................................................................................................... 1
BAB
II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan Dakwah............................................................................. 2
B.
Manfaat Perencanaan............................................................................................... 4
C.
Jenis-jenis Perencanaan Dakwah.............................................................................. 6
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajerial
(Al-Idariyyah) adalah meliputi Takhthith (perencanaan strategis, Tanzhim
(pengorganisasian, penyusunan), Tawjih (pengarahan dan orientasi), dan Riqabah
(pengawasan).
Perencanaan
(takhthith) merupakan starting point dari aktivitas manajerial.
Karena bagaimanapun sempurnanya suatu aktivitas manajemen tetap membutuhkan
sebuah perencanaan. Karena perencanaan merupakan langkah awal bagi sebuah
kegiatan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait agar memperoleh hasil
yang opimal. Alasannya, bahwa tanpa adaya rencana, maka tidak ada dasar untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha mencapai tujuan.
Jadi, perencanaan memiliki peran yang sangat signifikan, karena ia merupakan
dasar dan titik tolak dari kegiatan
pelaksanaan selanjutnya.. oleh karena itu, agar proses dakwah dapat memperoleh
hasil yang maksimal, maka perencanaan itu merupakan sebuah keharusan. Segaa
sesuatu itu membutuhkan rencana, segaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW: “Jika
engkau ingin mengerjakan suatu pekerjaan, maka pikirkanlah akibatnya, maka jika
perbuatan tersebut baik, ambillah dan jika perbuatan itu jelek, maka
tinggalkanlah.” (H.R. Ibnul Mubarak).
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Perencanaan Dakwah?
2. Apa Saja Manfaat dari Perencanaan Dakwah?
3.
Apa
Saja Jenis-jenis dari Perencanaan Dakwah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perencanaan Dakwah
Rencana adalah suatu arah tindakan
yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari perencanaan ini akan mengungkapkan
tujuan-tujuan keorganisasian dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan guna
mencapai tujuan.
Secara alami, perencanaan adalah
bagian dari sunatullah, yaitu dengan melihat bagaimana Allah SWT
menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang matang disertai tujuan
yang jelas. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Q.S Sad: 27
وَمَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَآءَ
وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا بَٰطِلٗاۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ
فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنَ ٱلنَّارِ ٢٧
“Dan Kami tidak
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang
demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang
kafir itu karena mereka akan masuk neraka”
Dalam organisasi
dakwah, merencanakan disini menyangkut merumuskan sasaran atau tujuan dari
organisasi dakwah tersebut, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan
dan menyusun hierarki lengkap rencana-rencana untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Pada perencanaan dakwah menyangkut
tujuan apa yang harus dikerjakan dan sarana-sarana.(bagaimana harus dilakukan).
Perencanaan dalam bahasa arab dikenal
dengan istilah takhthith. Perencanaan dalam dakwah islam bukan merupakan
sesuatu yang baru, akan tetapi aktivitas dakwah di era modern membutuhkan
sebuah perncanaan yang baik dan menjadi agenda yang harus dilakukan sebelum
melangkah pada jenjang dakwah selanjutnya.
Konsep tentang perencanaan hendaknya
memerhatikan apa yang telah dikerjakan pada masa lalu untuk merencanakan
sesuatu pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan kajian-kajian
masa kini untuk melakukan prediksi masa depan.
Sebagaimana yang tersirat dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr: 18
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ
ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨
“Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Sebuah perencanaan dikatakan baik,
jika memenuhi persyaratan berikut:
a.
Didasarkan
pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah baik. Standar baik dalam
islam adalah yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan hadits
b.
Dipastikan
betul bahwa sesuatu yang dilakukan memiliki manfaat. Manfaat ini bukan sekadar
untuk orang yang melakukan perencanaan, tetapi juga untuk orang lain, maka
perlu memerhatikan asas maslahat untuk umat, terlebih dalam aktivitas dakwah.
c.
Didasarkan
pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang dilakukan.
d.
Dilakukan
studi banding (benchmark) yaitu melakukan studi terhadap praktik terbaik
dari lembaga atau kegiatan dakwah yang sukses menjalankan aktivitasnya.
e.
Dipikirkan
dan dianalisis prosesnya, dan kelanjutan dari aktivitas yang akan dilaksanakan.
Sebelum melakukan perencanaan dakwah ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan yaitu:
a.
Hasil
(output) dakwah yang ingin dicapai
b.
Da’i
atau paa juru dakwah yang akan menjalankannya
c.
Waktu
dan skala prioritas
d.
Dana
(capital)
Unsur-unsur kerangka perencanaan dakwah dalam bentuk langkah dan aktivitas,
yaitu:
a.
Dakwah
harus memiliki visi, misi, dan tujuan utama ke depan
b.
Mengkaji
realitas, dan lingkungan yang meliputi aspek yang terkandung di dalamnya
c.
Menetapkan
tujuan yang mungkin dapat direalisasikan, yakni dengan mengikuti metode dakwah
yang ada
d.
Mengusulkan
berbagai bentuk wasilah atau sarana dakwah serta menetapkan alternative
pengganti
e.
Memilih
sarana dan metode dakwah yang paling cocok
f.
Dakwah
harus bisa menjawab sasaran dalam hal ini; apa tujuan dakwah? Diamana dakwah
itu akan dilaksanakan? Kapan? Dan apa materi yang akan disampaikan?
Setelah beberapa bentuk aktivitas tersebut dilaksanakan, maka akan
terbentuk unsur-unsur perencanaan yang meliputi:
a.
Sasaran
perencanaan
b.
Waktu
atau momen yang dibutuhkan untuk menyusun langkah/strategi dakwah
c.
Para
da’i yang akan diterjunkan sesuai dengan perencanaan tersebut
d.
Aktivitas
atau proses dakwah
e.
Aktivitas
pengawasan, evaluasi, dan penelitian
Dalam istilah manajemen, perencanaan memerlukan asas akuntabilitas
kinerja pada pelaku dakwah. Asas ini menentukan, bahwa setiap kegiatan
operasional organisasi dakwah dan hasil akhirnya harus dipertanggungjawabkan,
baik secara moral maupun institusional kepada masyarakat.
B. Manfaat
Perencanaan
Secara umum, perencanaan membantu untuk
menghindari penundaan-penundaan yang disebabkan oleh kegagalan melaksanakan
suatu tindakan, dan untukkembali mengambil langkah tindakan sedini mungkin atas
kegagalan. Di samping itu,perencanaan juga dapat membantu dalam mengestimasi
biaya-biaya dari strategi yang diajukan, dengan demikian memberikan kesempatan
kepada seorang manajer untuk mengevaluasi apa-apa saja yang harus dilakukan.
Dengan demikian, maka perencanaan merupakan sebuah proses pemantauan kemajuan
dalam mengimplementasikan sebuah strategi atau melaksanakan sebuah proyek,
memudahkan pendelegasian tanggung jawab, dan pengordinasian. Jadi, perencanaan
merupakan sesuatu yang sangat penting dan dapat memberi manfaat bagi
keberhasilan aktivitas dakwah, yaitu antara lain:
·
Dapat memberikan batasan tujuan (sasaran dan
target dakwah) sehingga mampu mengarahkan para da’i secara tepat dan maksimal
·
Dapat melakukan prediksi dan antisipasi
mengenai berbagai problema dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memecahkan
masalah dakwah
·
Merupakan usaha untuk menyiapkan kader da’i
dan mengenal fasilitasi, potensi, dan kemampuan umat
·
Dapat melakukan pengorganisasian dan
penghemat waktu dan pengelolaannya secara baik
·
Menghemat fasilitas dan kemampuan insani
serta materiil yang ada
·
Dapat dilakukan pengawasan sesuai dengan
ukuran-ukuran objektif dan tertentu
·
Merangkai dan mengurutkan tahapan-tahapan
pelaksanaan sehingga akan menghasilkan program yang terpadu dan sempurna
Perencanaan ini diperlukan karena:
Ø
Perencanaan itu dapat memberikan arah ke mana
dakwah itu harus dibawa
Ø
Dapat mengurangi dampak dari perubahan yang
tidak diinginkan
Ø
Dapat meminimalisir suatu pemborosan dan
kelebihan
Ø
Dapat menentukan standar dalam pengendalian
dakwah
Dengan perencanaan yang matang, maka dapat
memantapkan aktivitas dakwah yang terakomodasi. Perencanaan dakwah memberikan
sebuah arah kepada para da’i atau pelaku dakwah dalam sebuah organisasi dakwah.
Ketika para da’i mengetahui ke mana arah organisasi itu, dan apa yang harus
mereka sumbangkan guna mencapai sasaran-sasaran yang diinginkan, maka para da’i
dapat mengordinasikan kegiatan-kegiatan mereka, bekerja satu sama lain, dan
bekerja sama dengan tim. Tanpa adanya sebuah perencanaan dakwah, maka
departemen-departemen dakwah mungkin bekerja dengan tujuan yang saling bertentangan
dan sebagai ujung-ujungnya dapat menghambat organisasi dakwah itu sendiri untuk
bergerak secara efisien menuju sasaran-sasarannya.
Perencanaan akan mengurangi ketidakpastian
denganmendorong para da’i untuk melihat ke depan, mengantisipasi perubahan kondisi
umat, mempertimbangkan feedback-nya yang kemudian menyusun tanggapan-tanggapan
yang tepat. Perencanaan juga memperjelas konsekuensi tindakan-tindakan para
mad’u yang kemudian dapat dengan cepat ditanggapi oleh para pelaku dakwah.
Dalam perencanaan dakwah,para da’i harus
menyusun sasaran-sasaran mad’u yang akan didakwahi. Sebagai fungsi
pengendaliannya, maka para da’i memperbandingkan kinerja aktual dengan
sasaran-sasaran tersebut, mengidentifikasi setiap penyimpangan yang penting,
dan mengambil tindakan koreksi yang perlu. Singkatnya, tanpa ada perencanaan
tidak akan ada sistem pengendalian dakwah.
C. Jenis-jenis
Perencanaan Dakwah
Didalam ilmu Manajemen
ada macam bentuk rencana pada organisasi diukur menurut luasnya strategi (lawan
operasional), kerangka waktu (jangka pendek lawan jangka panjang) kekhususan
pengarahan lawan khusus, dan frekuensi penggunaan. Jenis- jenis perencanaan dakwah meliputi :
1. Rencana Strategi dan Rencana Operasional
Rencana strategi
merupakan rencana yang berlaku bagi seluruh organisasi, yaitu menentukan
sasaran umum organisasi dan berusaha menempatkan organisasi tersebut kedalam
lingkungannya serta i mencakup perumusan sasaran.
Sedangkan rencana operasional adalah rencana yang menempatkan rincian tentang
cara mencapai keseluruhan tujuan organisasi dan mengansumsikan adanya sasaran
serta merumuskan cara- cara untuk mencapai sasaran tersebut.
Letak perbedaannya kedua rencana tersebut terletak pada kerangka
waktu, jangkauan, dan mencantumkan rangkaian sasarab organisasi yang telah
ditentukan. Posisi dakwah dalam rencana ini adalah mencakup segala aspek
kehidupan.
2. Rencana Jangka Pendek dan Rencana Jangka Panjang
Rencana jangka pendek
adalah rencana dengan menentukan target selesainya waktu paling tidak selama
satu tahun. Sedangkan rencana jangka panjang adalah penentuam target waktu tiga
tahun keatas. Klasifikasi tidak bisa ditentukan secara saklek akan tetapi
klasifikasi ini bisa berlangsung sangat fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan
umat atau kondisi yabg berlaku.
3. Rencana yang Mengarah dan Rencana Khusus
Rencana khusus adalah
sebuah rencana yang telah dirumuskan dengan jelas serta tidak menyisakan ruang
bagi interpretasi. Dalam rencana khusus ini memiliki beberapa kekurangan sebab
dalam rencana khusus ini dibutuhkan kemampuan untuk memprediksi tentang segala
hal tentang sebuah perencanaan dalwah. Oleh karena itu, sebuah manajemen harus
flekaibel dalam menanggapi perubahan- perubahan yang sifatnya tidak terduga.
Rencana directional lebih
menekankan pengidentifikasian garis- garis pedoman umum. Rencan- rencana itu
memberikan fokus, tetapi tidak mengunci para manajer kedalam sasarab khusus
atau berupa rangkain tindakan. Rencana directional adalah rencana yang
fleksibel menetapkan pada pedoman umum. Sisi negatif dari rencana ini adalah
hilangnya kejelasan pada rencana khusus.
4. Rencana Sekali Pakai
Rencana sekali pakai
adalah rencana yang digunakan sekali saja yang secara khusus dirancang untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan situasi khusus dan diciptakan sebagai respons
terhadap keputusan-keputusan yang tidak terprogam yang diambil oleh manajer. Kebalikan dari rencana ini adalah rencana tetap, yaitu rencana-
rencana yang tetap ada memberikan bimbingan bagi kegiatan- kegiatan yang
dilakukan secara berulang- ulang dalam organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika kita menyimak kondisi umat sekarang, di
mana lapangan dakwah akan semakin banyak dan aneka ragam, yang dari segi
kuantitas sangat diperlukan. Sebagai konsekuensi dari perkembangan umat yang
terus dinamis. Mengingat besarnya sasaran yang ingin dicapai serta memerlukan
waktu yang tidak relatif singkat, maka sebuah perencanaan itu merupakan sesuatu
yang urgensi dan manfaat harus dapat disusun dengan menjangkau berbagai aspek
kehidupan umat, baik secara meteri, waktu, serta sumber daya da’i itu sendiri.
Dengan demikian, sebuah perencanaan itu tidak terkotak pada kepentingan
tertentu atau masa tertentu. Hal ini akan sangat membantu pada persiapan lebih
dini dalam memenuhi tuntunan jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
·
Munir M, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,
2006, Jakarta: Kencana.
Komentar
Posting Komentar