pengawasan
PENGAWASAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata
Kuliah Ilmu Administrasi
Dosen Pengampu : Mochamad Guruh Pd,
Drs.
Disusun oleh :
Ai Mia KDK 111505300000
Zulfa Aenun Nisa
11150530000064
Masfuk 111505300000
MD 3C
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2016 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
atas limpahan Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga
makalah yang berjudul
‘ PENGAWASAN‘ dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam
senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya dan para sahabat serta tak lupa pula kepada kita semua selaku
umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah
Ilmu Administrasi. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala
kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati
demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai
sasaran dakwah yaitu mad’u dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian
dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini kami ucapkan
terima kasih.
Ciputat, 29 November 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ·················································································· i
DAFTAR ISI ······························································································ ii
BAB I PENDAHULUAN
············································································· 1
a.
Latar Belakang Masalah
································································· 1
b.
Rumusan Masalah
·········································································· 1
BAB
II PEMBAHASAN ·············································································· 2
a.
······································································································· 2
b.
······································································································· 5
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ························································································ 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Pengawasan merupakan proses untuk menetapkan pekerjaan yang sudah
dilakukan, menilai, mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan
rencana semula, pengawasan sangat penting dilakukan dalam setiap
penyelenggaraan . pengawasan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan terhindar
dari penyimpangan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
B.
C. Sifat- Sifat
Pengawasan
Agar fungsi pengawasan itu
mendatangkan hasil yang diharapkan, pimpinan suatu organisasi harus mengetahui
ciri-ciri suatu proses pengawasan dan yang lebih penting lagi, berusaha untuk
lebih penting lagi, berusaha untuk memenuhi sebanyak mungkin ciri-ciri itu
dalam pelaksanaanya. Ciri- ciri itu adalah sebagai berikut.
1. Pengawasan harus bersifat fact finding artinya
bahwa pelaksanaan fungsi pengawasan harus menemukan fakta- fakta tentang
bagaimana tugas- tugas dijalankan dalam organisasi.
2. Pengawasan harus
bersifat preventif yang berarti bahwa proses pengawasan itu dijalankan untuk
mencegah timbulnya penyimpangan atau penyelewengan yang sudah di rencanakan.
3. Pengawasan
diarahkan kepada masa sekarang yang berarti bahwa pengawasan hanya dapat
dilakukakn untuk kegiatan yhang sekarang sedang dilaksanakan.
4. Pengawasan
hanyalah sekedar alat untuk meningkatkan efisiensi.
5. Karena
pengawasan hanyalah sekedar alat administrasi dan manajemen maka pengawasan
harus mempermudah tercapainya tujuan.
6. Proses
pelaksanaan pengawasan harus efisien. Jangan sampai pelaksanaan pengawasan ini
justru menghambat usaha peningkatan efisiensi.
7. Pengawasan tidak
dimaksudkan untuk menentukan siapa yang salah jika ada ketidakberesan, tetapi
untuk menemukan apa yang tidak betul.
8. Pengawasan harus
bersifat membimbing agar para pelaksana meningkatkan kemempuannya untuk
melakukan tugas yang yelah ditentukan baginya.
Cukup jelas bahwa pengawasan merupakan
memiliki peran yang bisa menentukan dalam usaha tercapainya sebuah tujuan. Manusia
dalam organisasi perlu diamati, bukan karena maksud untuk mencari kesalahannya
dan kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk mendidik dan membimbing. Dalam
organisasi, pemimpin yang baik adalah seseorang yang dengan ikhlas memberikan
kesempatan yang seluas- luasnya kepada bawahannya untuk bertindak meskipun mungkin kebebasan itu mungkib
berakibat pada kesalahan. Hanya saja setelah sesuatu kesalahan diperbuat adalah
menjadi tugas pemimpin untuk membimbing bawahanya agar tidak melakukab
kesalahan yang sama lagi.
Jika seorang bawahan selalu diancam
dengan hukuman setiap kali berbuat kesalahan maka akan menyebabkan bawahan
menjadi tidak berkembang karena dia dikuasi oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak
akan berani mempunyai prakarsa, takut mengambil keputusan, dan akhirnya akan
kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini tidak boleh terjadi.
Meskipun demikan bukan berarti
seorang pemimpin tidak boleh menghukum bawahanya. Seorang pemimpin boleh saja
bertindak punitif terhadap bawahanya apabila ia sudah dibimbing dan ditegur
berulanmg kali akan tetapi terus saja melakukan kesalahan yang sama. Hanya saja
tindakan seperti itu bersifat objektif dan didasarkan pada kriteria yang
rasional.
D. Teknik- Teknik
Pengawasan
Proses pengawasan pada dasarnya
dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen dengan mempergunakan dua macam
teknik, yaitu :
1. Pengawasan
langsung (direct control)
2.
Pengawasan tidak langsung (indirect control)
1.
Pengawasan Langsung
Ialah apabila pempinan organisasi
melakukan sendiri pengwasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh para
bawahanya. Pengawasan langsung ini dapat berbentuk :
a.
Inspeksi langsung
b.
On-the-spot observation, dan
c.
On-the-spot report
2.
Pengawasan Tidak Langsung
Ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan
ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu
dapat berupa tertulis dan lisan. Kelmahan dari pengawasan tidak langsung adalah
bahwa sering para bwahan yang menjadi kepercayaan pemimpin hanya melaporkan
hal- hal yang positif saja. Padahal harusnya meskipun ada hal yang negatif juga
mesti dilaporkan katean jika tidak bisa menyebabkan pemimpin bisa salah dalam
menggambil keputusan.
Kesimpulannya ialah bahwa pengawasan tidak
akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya bergantung pada laporan saja.
Karena itu pengawasan tidak langsung tidaklah cukup. Sebaiknya pemimpin
organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung dan teknik pengawasan tidak
langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu [1]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Siagian,
Sondang. FILSAFAT ADMINISTRASI. (Jakarta: PT Bumi Aksara)
Komentar
Posting Komentar