memahami lembaga sosial




MEMAHAMI LEMBAGA SOSIAL
Makalah ini disusun untuk memenuhi
 Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Sosiologi
Dosen Pembimbing:





Zulfa Aenun Nisa (11150530000064)

Fakultas ilmu Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Manajemen Dakwah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2016


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” muatan perundang-undangan dan peraturan perundang-undangan”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, serta kedua orang tua, keluarga besar penulis, dan rekan-rekan mahasiswa Universitas Lampung yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tulisan ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan makalah  ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khusunya. AMIN




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ...........................................................................................................  i
DAFTAR ISI        ...................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN   ....................................................................................................  1
a.       Latar Belakang Masalah  ...........................................................................................  1
b.      Rumusan Masalah   ....................................................................................................  1
c.       Tujuan Perumusan Masalah  ......................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN  ......................................................................................................  2
a.       Pengertian Lembaga Sosial  .......................................................................................  2
b.      Ciri- Ciri Umum Lembaga Sosial  .............................................................................  3
c.       Tipe- Tipe Lembaga Sosial  .......................................................................................  4
d.      Proses Pertumbuhan  Lembaga Sosial  ......................................................................  4
e.       Fungsi Dan Peran Lembaga Sosial  ............................................................................ 5
BAB III PENUTUPAN  ......................................................................................................... 6
a.       Kesimpulan  ................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                     
                                                                                                                     
                                                                                                                      penulis
                                                                                                                       

                                                                                                                       
                  Jakarta, 11 April 2016





                                                                                                                       
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  Makalah
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan juga mempengaruhi pola pikir manusia dalam rangka memuenuhi kebutuhan hidupnya. Persamaan keinginan untuk memenuhi kebtuhan tersebu mendorong manusia untuk membentuk lembaga sosial. Jadi, lembaga sosial itu tidak berdiri dengan sendirinya.
Selain kebutuhan makin banyak ,manusia yang hidup dalam  suatu masyarakat  juga memiliki banyak permasalahan hidup.  Akan tetatpi kehadirannya beriringan dengan norma yang diciptakan masyarakat untuk  mengatasi dan mencegah masyarakat. Norma-norma membentuk jaringan norma yang disebut dengan sistem  norma. Contohnya ,norma agama dan sistem norma hukum. Norma tersebut akan membantu warga masyarakat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Sistem norma yang mengatur atau membantu warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya disebut dengan pranata atau lembaga sosial.
B.     Perumusan  Masalah
1.      Pengertian Lembaga Sosial
2.      Ciri- Ciri Umum Lembaga Sosial
3.      Tipe- Tipe Lembaga Sosial
4.      Proses Pertumbuhan  Lembaga Sosial
5.      Fungsi Dan Peran Lembaga Sosial

C.     Tujuan  Pembahasan Masalah
1.      Untuk mengetahui Pengertian Lembaga Sosial
2.      Untuk mengetahui Ciri- Ciri Umum Lembaga Sosial
3.      Untuk mengetahui Tipe- Tipe Lembaga Sosial
4.      Untuk mengetahui Proses Pertumbuhan  Lembaga Sosial
5.      Untuk mengetahui Fungsi Dan Peran Lembaga Sosial


BAB II
PEMBAHASAN
A.   PENGERTIAN LEMBAGA SOSIAL
Istilah lembaga sosial atau lembaga sosial bersal dari bahasa Latin yaitu instituite ,yang  berarti mendirikan ,kata bendanya adalah  institution yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia, instituite  diartikan sebagai institusi  (pranata)  dan institut (lembaga). Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada, sedangkan institut adalah wujud nyata dari norma-norma yang ada.
Ada beberapa  definisi lembaga sosial menurut para ahli sosiologi, di antaranya  berikut ini.
1.      Robet Mac Iver dan C.H Page ,lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
2.      Paul B. Horton dan L. Hund, lembaga sosial adalah sistem norma untuk mencapai tujuan yang berkisar pada kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan masyarakat.
3.      Peter L. Berger ,lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang  dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.
4.      Mayor Polak , lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan –peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting .
5.      Soerjono Soekanto, lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tindakan yang berkisar pada kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan manusia.
6.      Koentjaningraningrat, lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan  manusia.
                    Dari beberapa definisi para ahli  diatas tidak terlalu dipersoalkan,  akan  tetapi dalam tulisan ini, akan digunakan istilah  lembaga sosial,  oleh karena pengertian  lembaga, lebih menunjuk pada bentuk sekaligus  juga mengandung pengertian  yang perihal adanya norma dan peraturan tertentu yang menjadi ciri daripada lembaga tersebut. Namun di samping itu, kadang-kadang juga dipakai istilah lembaga sosial.
lembaga  sosial mempunyai beberapa unsur berikut :
-          Adanya peran sosial yang  menetukan tingkah laku
-          Pola tingkah laku sosial
-          Struktur sosial dlam konteks nilai yang relevan.
-          Mempertahankan nilai-niali yang ada.
-          Mengatur hubungan sosial
-          Memenuhi kebutuhan pokok (penting)


B.  CIRI- CIRI UMUM LEMBAGA SOSIAL
                    Istilah lembaga sosial, merupakan terjemahan  yang langsung dari istilah  asing “social institution”. Akan tetapi, hingga kini belum ada kesepakatan mengenai istilah Indonesia yang tepat dapat menggambarkan  isi  social institution” tersebut. Ada yang menggunakan istilah pranata-sosial, oleh karena “sosial institution” menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Gillin dan Gillin didalam karyanya yang berjudul General Features of Social Institutions telah menguraikan beberapa ciri umum lembaga sosial, yaitu :
1.         Mempunyai Simbol Sendiri
Setiap lembaga sosial mempunyai simbol tersendiri yang digunakan untuk menandai suatu kekhasan atau memberi ciri khusus dari setiap lembaga berdasar pada tujuan dan fungsi. Dengan demikian, lembaga sosial dapat memberi identitas tertentu bagi anggota masyarakat yang terlibat di dalamnya.  Misalnya, dalam lembaga hukum terdapat simbol seorang wanita yang memegang timbangan dan pedang dengan mata tertutup, lembaga keluarga memiliki simbol cicin kawin, dan lembaga politik memiliki simbol bendera.

2.          Memiliki Tata Tertib dan Tradisi
Setiap lembaga masyarakat mempunyai tradisi yang tertulis ataupun yang tak tertulis yang merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku, dan lain-lain. Tradisi ini, merupakan dasar  bagi lembaga itu didalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan pokok  masyarakat di mana lembaga sosial ini menjadi bagiannya. Misalnya  dalam lembaga keluarga terdapar aturan tentang bagaimana menghormati orang tua dan melindungi yang lebih muda. Dalam lembaaga kepolisian terdapat suatu aturan tentang bagaimana menciptakan ketertiban dan keamanan bagi masyarakat.

3.          Usianya lebih lama
Usia lembaga sosial lebih lam.a dibandingkan dengan usia manusia itu sendiri. Hal ini terbukti daribanyaknya lembaga sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya sistem pendidikan tertentu baru akan ditetapkan seluruhnya, setelah mengalami masa  percobaan. Karena umurnya yang terbilang lama maka  pada umumnya orang menganggap nya sebagai himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok masyarakat yang sudah sewajarnya harus dipertahankan atau dipelihara.

4.          Mempunyai alat kelengkapan
Setiap lembaga sosial memiliki alat kelengkapan dalam rangka untuk menunjang untuk memenuhi tujuan yang akan dicapai. Misalnya buku dalam lembaga pendidikan merupakan alat kelengkapan untuk mencapai tujuan dalam proses belajar dan mengajar.

5.          Memiliki ideology  
 Lembaga memiliki ideologi sendiri. Ideologi ini dimiliki secara bersama dan dianggap ideal bagi para anggota pranata.



                                                                           

C.      TIPE- TIPE LEMBAGA SOSIAL
Tipe –tipe lembaga sosial dapat diuraikan dalam beberapa sudut pandang. Menurut Gilliin  dan Gillin, tipe- tipe lembaga sosial dapat diklarifikasikan sebagai berikut  :
1.      Perkembangannya
Dilihat dari sudut perkembangannya, lembaga dapat dibedakan menjadi  berikut.
a.     Creascive institutions, merupakan lembaga sosial yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contohnya, lembaga hak milik dan lembaga perkawinan
b.   Enacted institutions, merupakan lembaga sosial yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya, lembaga pendidikan.
2.      Sistem nilai yang diterima masyarakat
Menurut sistem nilai yang diterima masyarakat, lembaga masyarakat terdiri dari :
a. Basic institutions, merupakan lembaga sosial yang penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib masyarakat, misalnya sekolah, keluarga, dan negara.
b.                        Subsidiary Institutions, merupakan lembaga sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap kurang penting oleh masyarakat akan tetapi terkadang dianggap perlu oleh beberapa individu tertentu. Contohnya rekreasi.
3.      Sudut penerimaan masyarakat
Ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, lembaga sosial terbagi menjadi berikut ini.
a.  Sancitioned Institutions, yaitu lembaga sosial yang keberadaannya  diterima masyarakat, misalnya sekolah, pengadilan, perusahaan, pedagang, dan sebagainya.
b.                        Unsanctioned institutions, yaitu lembaga sosial  yang keberadaanya ditolak oleh masyarakat karena meresahkan akan tetapi masyarakat tidak mampu untuk memberantasnya, misalnya kelompok pemabuk, perampok, penjahat dan sebagainya.
4.      Penyebarannya
Ditinjau dari penyebarannya lembaga sosial dibagi menjadi berikut.
a. General institutions, lembaga kemasyrakatan yang dikenal oleh sebagaian besar masyarakat dunia, misalnya agama.
b.                        Restricted institutions, yaitu lembaga sosial yang hanya dikenal oleh masyarakat tertentu saja, misalnya Islam, Kristen, Budha, Hindu, Kong Hu Cu dan sebagainya.
5.      Fungsinya
Menurut fungsinya lembaga sosial dibedakan menjadi berikut.
a. Operative institutions, yaitu lembaga sosial yang berfungsi untuk menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan, misalnya lembaga perdagangan.
b.                        Regulative institutionsl, yaitu lembaga sosial yang fungsinya untuk mengawasi adat istiadat atau tata keakuan yang ada dalam masyarakat, misalnya pranata hukum seperti pengadilan, kejaksaan, kepolisian, dan sebagainya.

D.   PROSES PERTUMBUHAN  LEMBAGA SOSIAL
                    Pranata sosial atau lembaga sosial tumbuh karena kebutuhan masyarakat untuk tujuan  mendapatkan keteraturan kehidupan bersama. Jika sekelompok masyarakat tidak memiliki lembaga sosial, maka kehidupan bersama akan mengalami kekacauan. Hal ini dikarenakan masing-masing anggota masayarakat akan berbuat sewenang-wenangnya diluar

batas tatanan nilai-nilai dan norma-norma yang didalam kelompok masyarakat. Karena tujuan untuk mencapai keteraturan sosial semata dalam masyrakat akan melahirkan norma dan nilai, baik yang bersifat formal ataupun informal.
                    Yang dimaksud dengan proses pelembagaan adalah proses yang harus dilewati oleh suatu norma sosial (norma sosial)yang baru untuk manjadi bagian dari salah satu lembaga sosial. Norma tersebut ditanamkan kedalam kelompok masyarakat yang kemudian untuk dikenal, dihargai, dilaksanakan, dipatuhi sebagai petunjuk atau pedoman untuk perilaku sehari- hari.
                    Melalui proses pelembagaan tersebut akhirya terdapat seperangkat aturan yang manjadi pedoman bagi kehidupan kelompok dan seperangkat aturan tersebut memiliki kekuatan yang mengikat para anggotannya untuk berperilaku sesuai dengan tatanan yang sudah menjadi kesepakatan kolektif tersebut. Adapun kekuatan yang mengikat tersebut berupa teguran, sindiran, peringatan, gunjingan, bahkan ancaman hingga pada sangksi secara tegas berupa hukum formal. Dengan kata lain, di dalam lembaga sosial terdapat pranata-pranata  yang berupa norma-norma. Adapun norma masyarakat antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya berbeda, sesuai dengan karakter dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

E.   FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA SOSIAL
                    Lembaga sosial mempunyai fungsi pokok seabagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Kebutuhan tersebut berkenaan pada kebutuhan yang  esensial atau kebutuhan pokok. Jadi, tidaka ada suatau lembaga pun yang lahir tanpa adanya kebutuhan yang harus dipenuhinya. Selain untuk pemenuhan kebutuhan tersebut lembaga sosial juga memeiliki fungsi lain yaitu menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan, memberikan pedoman kepada masyarakat bagaimana mereka berperilaku dalam menghadapi masalah sosial, dan menjadi pegangan bagi masyarakat dalam hal pengendalian dan pengawasan terhadap warga masyrakat yang lainnya.
                    Fungsi utama lembaga sosial secara umum memiliki dua fungsi utama berikut ini.
1.            Fungsi manifers dan fungsi laten
a.    Fungsi manifers (Nyata)
     Fungsi manifers adalah fungsi lembaga kemasyarakat yang disadari dan menjadi  harapan orang banyak. Contohnya, lembaga keluarga yang berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Lembaga ekonomi berfungsi untuk mengatur kegiatan  produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat.
b.      Fungsi laten
Fungsi laten adalah  fungsi dari lembaga sosial yang tidak disadari dan bukan menjadi tujuan utama bagi banyak orang. Dengan kata lain, fungsi laten adalah fungsi yang tidak tampak pada permukaan dan tidak diharapkan bagi masyarakat tetapi ada. Contohnya, dalam lembaga keluarga, perkawinan dijadikan sarana untuk menutupi rasa malu dari anggapan yang mengatakan bahwa orang yang tidak menikah itu berarti tidak laku. Contoh lainnya adalah dalam pemilihan umum, lembaga sosial dijadikan sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan, karena dengan kekuasaan  seseorang dapat menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya. Sementara itu, fungsi laten dalam lembaga pendidikan dapat menimbulkan perbedaan pendapat, karena pendidikan mengajarkan seseorang untuk berani mengemukakan pendapatnya sendiri.
2.                  Fungsi Positif (fungsional ) dan fungsi negative (disfungsional)
a.    Fungsi positif (fungsional)
Suatu lembaga sosial dikatakan fungsional bagi kelangsungan hidup masyarakat apabila ikut mendukung kelangsungan hidup masyarakat. Contohnya, lembaga pernikahan, pendidikan, dan olahraga.
b.   Fungsi negatif  (disfungsional)
Fungsi suatu lembaga sosial dikatakan disfungsional apabila keberadaanya merugikan kelangsungan hidup bermasyarakat, misalnya, lembaga pasar gelap dan jaringan peredaran narkoba.

            Secara umum, jenis-jenis serta peran dan fungsi lembaga sosial yang ada dalam masyarakat antara lain berikut ini.
1.      Lembaga keluaraga
Keluarga merupakan unit terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting bagi terciptannya kehidupan sosial dalam masyarakat. Dalam sebuah keluarga, setiap anggotannya mempunyai peran dan fungsi yang  jelas. Keluarga juga merupakan lembaga sosial dasar yang  dijadikan sebagai titik awal dari semua lembaga sosial berkembang. Sebab keluarga adalah kelompok awal manusia yang dijadikan awal mereka bersosialisasi. Bagi manusia keluarga adalah kebutuhan individu yang bersifat universal dan menjadi bagian yang penting dalam kehidupan. Menurut Horton dan Hunt, istilah keluarga digunakan untuk menunjuk beberapa pengertian sebagai berikut :
-                      Kelompok yang memiliki nenek moyang yang sama;
-                      Kelompok kekerabatan yang disatukan oleh ikatan darah dan perkawinan;
-                      Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak;
-                      Pasangan nikah yang mempunyai anak; dan
-                      Satu orang duda dan satu orang janda dengan beberapa anak.
Sebagaimana lembaga sosial yang lain, pranata keluarga adalah sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan sejumlah tugas yang penting. Fungsi dari keluarga selain menjadi pengatur keturunan juga sebagai media sosialisasi dan pendidikan bagi para generasi sekarang dan juga menjadi pelindung bagi anaknya.
Jika keluarga tidak dapat menjaga keutuhannya, maka keluarga yang bersangkutan akan mengalami apa yang dinamakan broken home. Yang dimaksud dengan keutuhan keluarga, yaitu keutuhan struktur dalam keluarga, disamping adanya seorang ayah, juga adanya  seorang ibu dan beserta anaknya. Selain itu, juga adanya keharmonisan dalam keluarga di mana di antara anggota keluarga satu sama lainnya.

2.                        Lembaga pendidikan
Hal utama yang menjadi dasar munculnya lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat  tentang intensitas (kedalam) pengetahuan atau pendidikan. Pendidikan sebenarnya dapat diperoleh tidak hanya melalui lembaga-lembaga tertentu yang memang mempunyai peran di bidang pendidikan, akan tetapi pendidikan bisa diperoleh dari keluarga, teman, dan lingkungan masyarakat.
Pendidikan formal menawarkan jenjang pendidikan yang berjenjang dari tingkat dasar sampai jenjang  pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Disamping itu, ada lembaga pendidikan non formal, seperti kursus-kursus ketrampilan, bahasa, dan komputer. Pendidikan adalah proses yang terjadi karena interaksi berbagai faktor yang menghasilkan penyadaran diri dan penyandaran lingkungan.
Fungsi pokok lembaga pendidikan yaitu :
a.                   Sebagai transmisi (pemindahan) kebudayaan masyarakat. Pendidikan selalu disesuiakan dengan  situasi dan kondisi masyarakat.
b.                  Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
c.                   Sekolah mengajarkan peranan kepribadian. Misalnya melalui pelajaran geografi, sejarah, sosiologi, lagu-lagu nasional, dan juga upcara bendera.
d.                  Sumber inovasi sosial. Hal ini karena melalui pendidikan, para peserta didik dikenalkan dengan iptek sehingga mampu menjawab semua tantangan zaman.
3.         Lembaga politik
Secara etimologi, politik berasal dari kata polis, yang berarti negara kota. Lembaga politik adalah seperangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Keseluruhan tata nilai dan norma yang berkaitan dengan kekuasaan tersebut disebut dengan lembaga politik. Lembaga-lembaga politik berkaitan dengan masalah-masalah bentuk negara, pemerintahan dan kekuasaan. Kehidupan sosial dalam tahapan ini penuh dengan konflik dan benturan antar-kepentingan, seperti permusuhan,perang baku hantam, perkelahian, pembunuhandan sebagainya. Istilah politik sangatlah berkaitan dengan kekuatan atau kenegaraan.
Fungsi lembaga politik adalah sebagai berikut :
a.                   Memelihara ketertiban dari dari dalam (internal order), artinya lembaga politik memelihara ketertiban di dalam masyarakat dengan wewenang  yang dimilikinya, baik dengan cara persuasif ataupun represif.
b.                  Menjaga keamanan di luar (eksternal order), artinya lembaga politik berusaha mempertahankan negara dari ancaman atau serangan negara lain, baik melalui jalan diplomasi atau perang.
c.                   Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare), artinya lembaga politik merencanakan dan melaksankan pelayanan-pelayanan sosial serta mengusahakan kebutuhan pokok masyarakat.
d.                  Mengatur proses politik, artinya lembaga politik mengatur persaingan untuk memperoleh kekuasaan agar tidak mengancam keutuhan masyarakat.
4.   Lembaga ekonomi
Lembaga ekonomi  lahir ketika masyarakat mulai mengadakan  pertukaran barang secara rutin, membagi-bagi tugas  dan mengakui adanya  tuntutan seseorang dari orang lain. Menurut Jonathan M. Turner yang dimaksud dengan lembaga ekonomi adalah sekelompok status sosial, norma umum  dan peran relative stabil dan saling berhubungan di sekitar  pengumpulan sumber-sumber  daya produksi dan distribusi barang serta jasa.

Tujuan dan fungsi lembaga ekonomi :
a.                   Memberikan pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
b.                  Memberikan pedoman untuk melakukan pertukaran barang dan jasa.
c.                   Memberikan pedoman tentang harga jual beli barang.
d.                  Memberikan pedoman untuk menggunakan tenaga kerja.
e.                   Memberikan pedoman tentang tata cara pengupahan.
f.                    Memberikan pedoman tentang tata cara pemutusan hubungan kerja.
g.                  Memberikan identitas diri bagi masyarakat.

5.   Lembaga agama
Agama secara mendasar dan umum dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan  peraturan  yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib khususnya dengan Tuhan-Nya, mengatur  hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai sistem keyakinan yang dianut dan tindakan yang diwujudkan oleh kelompok masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi  respons terhadap apa yang dirasakan dan diyaqini sebagai gaib dan suci. Agama merupakan sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan Sang Pencipta sehingga manusia senantiasa mendekatkan diri pada-Nya.
Secara sosiologis, agama penting bagi kehidupan manusia di mana pengetahuan dan keahlian tidak berhasil memberikan sarana adaptasi atau mekanisme penyesuaian yang dibutuhkan dalam perilaku manusia, maka kedudukan  agama menjadi sangat penting  sehubungan dengan proses pembentukan karakter, sikap, dan perilaku manusia dalam kehidupan sosial.
Tujuan dan fungsi agama adalalah sebagai berikut :
a.                   Sebagai sarana ritual yang memungkinkan hubungan manusia dengan hal di luar jangkauannya yang memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia yang mempertahannkan moralnya.
b.                  Agama menopang nilai-nilai dan tujuan yang telah terbentuk , memperkuat moral, dan membantu mengurangi kebencian.
c.                   Agama menyucikan norma-norma dan nilai masyarakat yang telah terbentuk, mempertahankan dominasi tujuan kelompok di atas keinginan individu, dan disiplin kelompok di atas dorongan hati individu dengan demikian agama memperkuat legimentasi pembagian fungsi.
d.                  Agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting. Dengan menerima nilai-nilai yang terkandung dalam agama dan kepercayaan-kepercayaan tentang hakikat dan takdir manusia didalam ritual agama dan doa



BAB III
PENUTUP

Dalam hidup bermasyarakat adalah hal yang hampir semua orang mengalaminnya ya g dimana didalam hidup bermasyarakat akan terjadi adanya sebuah interaksi sosial. Lembaga sosial merupakan wadah bagi masyarakat dalam berinteraksi. Karena lembaga sosial merupakan sekumpulan norma yang tersusun secara sistemmatis yang tujuan dibentuknya sebuah lembaga sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia bak secara individu ataupun kelompok baik bersifat khusus maupun umum.



DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Elly. M dan Kolip Usman.2011.PENGANTAR SOSIOLOGI Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi dan Pemecahannya .Jakarta: Kencana
Endang DKK.2013.Buku Ajar Acuan Pengayaan Sosiologi.Jawa Tengah: CV.Candhik Ayu

Komentar

Postingan Populer