ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI EROPA



ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI EROPA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu :
Bpk. Sungaidi, M. Pd, Drs

Disusun oleh :
Nur Jamilah (11150530000075)
Zulfa Aenun Nisa (11150530000064)
 Syakirul Mahatir Bayhaq (11150530000080)
Nur Meita Khairani (11150530000099)


JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2016 M

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul
‘ Sejarah Islam di Spanyol‘ dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabat serta tak lupa pula kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Sejarah peradaban Islam. Kami  berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai sejarah islam di Spanyol dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih.




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  ·······································································································  i
DAFTAR ISI  ······················································································································  ii
BAB I PENDAHULUAN  ·································································································  1
Latar Belakang Masalah  ··················································································  1
Rumusan Masalah  ····························································································  1

BAB II PEMBAHASAN  ··································································································  

BAB III PENUTUP
Kesimpulan  ··············································································································  7
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR  BELAKANG
Pusat kekuasaan Islam adalah Spanyol Selatan atau Andulusia. Nama Andalusia berasal dari istilah Al-Andalus yang digunakan oleh orang Arab, berasal dari orang-orang Vandal yang telah menetap di wilayah ini. Stabilitas pada Muslim Spanyol terwujud pada pembentukan Bani Umayyah Andalusia, yang berlangsung tahun 756 hingga 1031. Yang berjasa adalah Amir Abd al-Rahman, yang mampu menyatukan berbagai kelompok-kelompok Muslim yang telahmenaklukkan Spanyol untuk bersama-sama menguasainya. Pada tahun 711 pasukan Muslim datang ke Spanyol dan dalam tujuh tahun menaklukkan Semenanjung Iberia. Ini lalu menjadi salah satu peradaban Islam yang besar; mencapai puncaknya pada Khalifah Umayyah Cordoba pada abad ke-10. Kekuasaan Muslim menurun setelah itu dan berakhir pada tahun 1492 ketika Granada ditaklukkan.Jantung kekuasaan Islam adalah Spanyol Spanyol atau Andulusia. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peranan yang sangat besar.
Maka dalam hal ini, kami akan membahas lebih lanjut masalah ISLAM DI ANDALUSIA.
B.  RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu
    1. Masuknya Islam ke Spanyol ?
     2. Perkembangan Islam di Spanyol ?
     3. Kemajuan Peradaban ?
    4. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran ?
    5. Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa



BAB II
PEMBAHASAN

A.                Sejarah Masuknya Islam Ke Spanyol
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.
Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara Marokko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Beberapa faktor eksternal pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.
Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun  faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
B.                 . Perkembangan Islam di Spanyol
     Setelah islam bisa mengusai spanyol. Keberadaan islam di Spanyol berlangsung selama lebih dari tujuh abad, yang dibagi dalam tujuh periode dimana tiap periode memiliki corak pemerintahan dan masyarakat yang berbeda beda
1. Periode Pertama (711-755 M).
Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini. Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abdurrahman al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al-Ausath, Muhammad ibn Abdurrahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abdurrahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abdurrahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman al-Aushath. Ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasir sampai munculnya "raja- raja kelompok" yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaij. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah, Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang, yaitu Abdurrahman al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M).
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negera kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuatan Islam.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa'ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggal Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
C.                   Kemajuan Peradaban
1.                     Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan pengahsilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya menghasilkan banyak pemikir.
a.                     Filsafat
Tokoh utama pertama dalam sejah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Al- Sayigh yang lebih dikenal dengan ibn Bajjah. Seperti AL- Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakanya bersifat etis dan Eskatologis. Magnum Opusnya adalah Tadbir Al- Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakar ibn Thufail ia banyak menulis masalah Kedokteran, astronomi, dan Filsafat. Karya yang paling dikenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Pada Akhir abad ke-12 M pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah aristoteles. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid
b.                     Sains
Dalam bidang kedokteran, matematika, astronomi dan musik. ada beberapa tokoh yaitu Abbas ibn Farms masyhur dalam bidang kedokteran dan astronomi dan penemu pertama pembuatan kaca dari batu. Ibrahim Ibn Yahya Al- Naqqash terkenal dalam bidang astronomi. Ahmad ibn Ibbas adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm Alhasan bint Abi Ja’far dan sodara perempuannya ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi tokoh-tokohnya Ibn Jubair dari Valencia menulis tentang negeri- negeri muslim Metiterania. Ibn Batuth mencapai samudra Pasaidan dan Cina. Ibn Al—Khaldun adalah perumus filsafat sejarah.
c.                     Fiqih
Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzhab Maliki, yang memperkenalkan madzhab ini adalah Ziyad ibn Abd Al- Rahman. Ahli-ahli fiqh lainnya adalah Abu Bakar ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id Al-Baluthi, dan Ibn Hazm yang terkenal.
d.                     Musik dan Kesenian
Tokohnya Al- Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab.  Setiap diselenggarakan pertemuan atau jamuan beliau selalu tampil menunjukan kebolehannya dan ia juga dikenal sebagai penggubah lagu.
e.                     Bahasa dan Sastra
Beberapa tokoh yang dikenal dalam ahli dan mahir bahasa Arab yaitu antara lain : Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al- Garnathi
2.                     Kemegahan  Pembangunan Fisik
Aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-psar dibangun. Bidang pertanian juga. Sistem Irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan.
Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi Spanyol Islam. diantaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar. Namun demikian pembangunan- pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan-pembangunan  gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid, pemukiman, dan taman-taman. Diantaranya yang megah adalah masjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, Istana Makmun, Mesjid Seville, dan istana Al-Hamra di Granada.
3.                     Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Ada beberapa faktor yang menjadikan Islam bisa maju di Spanyo  , yaitu :
-Adanya penguasa yang kuat dan berwibawa, seperti Abd Al-Rahman Al-Dakhil, Abd Al-Rahman Al-Wasith dan Abd Al-Rahman Al-Nashir.
-Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin yang ditunjang oleh kebijaksanaan.
-Toleransi yang ditegakan oleh penguasa terhadap penganut Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpastisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Spanyol
C.                    Penyebab Kemunduran dan Kehancuran
1.                     Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagi upeti dari kerjaan Kristen termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam di Spanyol telah memperkuat rasa kebangsaan orang Spanyol dan Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen, pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemjuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami Kemunduran.
2.                     Tidak adanya Ideologi Pemersatu
Para orang Arab tidak pernah menerima orang Pribumi bahkan mereka menggunakan istitilah ibad dan mualladun  yang merupakan ungakapan merendahkan kepada para mukalaf itu. Akibatnya orang non-Arab tersebut merasa tidak terima sehingga mereka sering menggrogoti perdamaian. Hal itu menunjukan tidak adanya pemersatu ideologi yang memberikan makna pemersatu tidak adanya saling menghargai ataupun kesamaan derajat anatar orang Arab dan non-Arab.
3.                     Kesulitan Ekonomi
4.                     Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Perebutan kekuasaan di antara ahli waris
5.                     Keterpencilan
Spanyol islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternatif yang mempu membendung kebangkitan Kristen di sana.



D.                    Pengaruh Peradaban Spanyol Islam Di Eropa
kemajuan Eropa yang terus berkembang hingg saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuanIslam yang berkembang di periode klasik. Spanyol merupakan tempat utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam baik dalam bentuk ilmu politik, sosial, maupun perekonomian, dan peradaban antar negara. Eropa mengakui bahwasanya Spanyol yang berada di bawah kekuasaan Islam menjadi negara yang jauh meninggalkan negara tetangganya terutama dalam bidang pemikiran dan sains serta bangunan fisik. Yang diantara pengaruhnya adalah dalam bentuk pemikiran Ibn Rusyd beliau mengulas pemikiran Aristoteles yang menganjurkan berpikir bebas. Hingga di Eropa timbul gerakan (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berfikir.
Banyaknya para pemuda Eropa yang menimba ilmu di Spanyol menjadi alasan orang Eropa mulai mengenal gerakan tersebut. Mereka banyak belajar ilmu fisafat.
Pengaruh ilmu pengetahuan islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan Arab yang dipelajari.
Walaupun pada akhirnya Islam terusir dari Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan- gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani Klasik (renaissance), gerakan reformasi, rasionalisme, dan pencerahan.


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
         Andalusia, sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah umat Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa.Tentu hal ini menyita banyak perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam.Dikatakan demikian, karena penguasaan Islam terhadap semenanjung Iberia lebih khusus Andalusia, telah menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke negara Eropa.
         Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam.Dimana  pada akhirnya Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam.
         Namun, di balik usaha keras umat Islam mempertahankan kejayaan pada masa sekian abad itu, umat Islam menghadapi kesulitan yang amat berat.Dimana pada suatu ketika, umat Islam diterpa serangan-serangan penguasa Kristen yang sampai-sampai umat Islam tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen yang semakin kuat itu.Sehingga pada akhirnya Islam menyerahkan kekuasaannya dan semenjak itu berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol.
         Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan kekalahan, namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu  telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.




DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta; Raja wali Pers
 



Komentar

Postingan Populer